Minggu, 10 November 2013

DATU KANDANG HAJI



DATU KANDANG HAJI di Kecamatan Juai Paringin

Tersebutlah di daerah dataran tinggi Balangan, satu desa yang bernama Baluning, sekarang daerah itu menjadi desa di kecamatan Juai dengan Nama Mungkur Uyam.
Pada masa itu para pendudukanya masih menganut agama hindu, awalnya desa Baluning dibangun oleh dua orang bersaudara dan delapan saudara sepupu. Mereka masing masing mempunyai kelebihan atau keistimewaan. Desa yang dibangun oleh para datu itu pada masanya penuh dengan kedamaian, ketantraman dan kesejahteraan. Hal itu karena desa tersebut dibangun dan dibina oleh para datu yang bijak bestari.
Yang paling terkenal diantara para datu tersebut adalah Datu Surya Sakti Mangku Alam atau Patih Bantar Alam (Datu Kandang Haji). Ia bersaudara kandung 1 orang yang bijak bestari yaitu Datu Intil.
Di samping kedua bersaudara tersebut, mereka di bantu oleh saudara sepupu mereka yang juga para bijak bestari, yang antara lain.
1. Datu Limpai Susus
2. Ayamah
3. Gragampa Alam
4. Surya Tadung Wani
5. Satia Karsa
6. Palumbaran
7. Tamiyang
8. Dayang Marak
Kehidupan mereka penuh dengan kerukunan dan keharmonisan dalam hidup bermasyarakat, Mereka saling tolong menolong antara satu dengan yang lainnya. Hingga pada suatu masa terjadi perselisihan di antara para datu tersebut, dimana Datu Surya Sakti Mangku Alam ( Datu Kandang Haji) tersebut dikucilkan dari pergaulan masyarakat oleh para datu lainnya.
Hal perselisihan tersebut, rupanya Datu Surya Sakti Mangku Alam mendapat hidayah dari Allah SWT. Untuk memeluk agama Islam yang di masa itu masih sedikit pemeluknya di daerah pedalaman Banjar ( Kalsel) bagian utara itu.
Beliau Datu Surya Sakti Mangku Alam berniat untuk mempelajari/memperdalami agama Islam kepada para Ulama atau wali-wali yang hidup di zaman dan meneruskan menuntut ilmu ke Mekkah Al-Mukarramah dalam waktu yang lama. Diriwayatkan bahwa Beliau menuntut Ilmu di Mekkah selama kurang lebih 50 tahun, karena pada masa itu untuk menempuh perjalanan menuju Makkah itu cukup sulit dan memakan waktu yang cukup lama.
Maka setelah beliau selesai berhaji dan menuntut ilmu di Makkah Datu Surya Sakti Mangku Alam itu berkata “ Aku menghangkum (membatasi/mengandang; bahasa banjar) anak cucuku tujuh turunan untuk hajinya, maka mereka tidak akan naik haji kecuali perjalanan Mudah”. Datu Surya Sakti Mangku Alam ini terkenal dengan sebutan “DATU KANDANG HAJI”
Setelah tiba saat yang direncanakan kembali ke tanah air untuk menyebarkan atau mendakwahkan agama Islam khususnya di daerah pedalaman banjar ( Kal-sel) bagian utara khususnya di dataran tinggi Balangan. Sepulang dari Makkah tersebut beliau juga membawa benda-benda diantaranya : Al Qur’an yang ditulis dengan tangan, Tanah, Cukmar/senjata, Petaka, Jubah, Surban, Kupiah Palung, Piring Malawen, tombak, Terompah.
Dengan berkat Allah SWT Datu Kandang Haji sampai ke Kalimantan dan kemudian ke daerah Balangan. Setelah itu meneruskan ke desa Paran lalu ke desa Buntu Karau lalu ke desa Desa Juai lalu ke desa Bangkal. Sekian lama beliau menyebarkan/mendakwah islam, sambil mencari tanah sama dengan dengan tanah yang dibawa beliau dari Makkah. Lalu ditemukanlah Tanah tersebut di Mungkur Batu yang sama warna dan baunya. Setelah Datu kandang Haji menemukan tanah yang sama, Datu berkata kepada anak cucunya di Bangkal, “Apabila ajalku telah tiba (wafat), tolong kuburkan (makamkan) aku di tanah Mungkur Batu.” Selanjutnya Datu merajah atau mewafak tanah di Mungkur Batu itu, setelah selesai mewafak atau merajah. Datu juga menitip pesan kepada keturunannya serta orang-orang yang ingin mencari azimat, wafak atau rajah apa saja cukup meminta batu atau apa saja yang ada di Mungkur Batu, Karena Mungkur baru tersebut sudah diberi Rajah oleh Datu Kandang Haji, sekaligus Mungkur tersebut diberi nama Mungkur Batu Wafak. Di sekitar Mungkur Batu konon terdapat pohon Kayu Penawar Seribu yang akar dan kayunya (InsyaAllah) digunakan untuk penyembuhan berbagai Jenis Penyakit dan Penangkal Ilmu Hitam.
Datu Kandang Haji Juga semasa Hidup telah Membangun 3 buah Masjid.
1. Masjid Al Mukarramah di desa Bangkal
2. Masjid Jannatul Ma’wa di desa Buntu Karau
3. Masjid Siraajul Huda di desa Paran.
Konon di antara Masjid – Masjid yang di bangun oleh Beliau tersebut (Dengan Izin Allah SWT) memiliki keistimewaan tersendiri masing-masing. Allahua’lam..
Demikian Sekelumit tentang Datu Kandang Haji di Juai Paringin, Mohon Maaf & Ridha atas kekurangan dalam Penulisan Riwayat ini..

(Cerita Datu-datu Terkenal di Kalimantan Selatan, Gambar diambil Tgl 17 Ramadhan 1432 / 17 Agustus 2011)

Tidak ada komentar: