RIWAYAT
SINGKAT KERAMAT PECAH EMPAT
Sebelum
dimulai riwayat ini terlebih dahulu diterangkan bahwa yang dimaksud wilayah
kerajaan Tanah Bumbu ialah yang terletak di wilayah Kambatang lima:
Pagatan,
Cantung, Bangkalaan, Sampanahan dan Bakau. Yang pada waktu itu di sekelumit
diantara Raja-raja terakhir kerajaan tanah bumbu.
1.
Raja pagatan
bernama Arung Makarati.
2. Raja Cantung bernama Antagiri bermakam di Banua Lawas
3. Raja Bangkalaan bernama Pangeran Arif Billah bermakam
di Bangkalaan Melayu yang diberi gelar Raja Agung Sekarang ini
4. Raja Bakau sangat dikenal yaitu Ratu Intan
5. Raja Sampanahan bernama Pangeran Prabu Jaya Kusuma
anak oleh pangeran Prabu Mangkuna bermakam di tempat pemakaman raja-raja yaitu
istana namanya.
Konon pada waktu itu kerajaan sampanahan dipimpin oleh
seorang raja bernama prabu mangkuhina yang nama asli berliau tidak diketahui.
Beliau bergelar mangkuhina karena ayah mangkuhina karena ayah beliau seorang
raja sedang ibu beliau dari rakyat biasa (Selir) bukan dari keturunan raja
(Permaisuri). Riwayat ini dimulai dengan kepergian dua orang rakyat kerajaan
sampanahan yang pergi memancing dari sungai sampanahan menuju sungai sanduk.
Sungai sanduk terletak di wilayah muara kersik hitam dekat kecamatan pamukan
selatan/ tanjung samalankatan. Sebelum mereka memancing tiba-tiba hujan turun
dengan derasnya maka mereka memutuskan untuk berteduh. Tatkala memulai
mendayung perahuuntuk berteduh sayup-sayup terdengar kokok ayam jantan dari
arah hulu sungai sanduk, maka keduanya segera mendayungperahu menuju arah bunyi
kokok ayam tersebut, tidak beberapa lama derdayung keduanya melihat seberkas
cahaya yang berda ditengah semak belukar, maka keduanya sepakat untuk mengikat
tali perahu dan menuju arah cahaya tersebut setelah dekat nampakoleh keduanya
bahwa cahaya itu terbit dari lampu yang beradadisebuah gubuk kecil, maka kedua
rakyat kerajaan sampanahan tersebut bermaksud menemui gubuk itu untuk meminta
izin agar bias untuk berteduh. Keduanya member salam dan dijawab oleh pemilik
gubuk sambil dipersilahkan masuk. Setelah diteliti ternyata pemiliknya seorang
laki-laki yang tinggal seorang disemak belukar hulu sungai sanduk. Sambil
mempersilahkan duduk sang pemilik gubuk masuk kedapur dan sambil duduk-duduk
keduanya memperhatikan sekeliling gubuk ternyata pemiliknya memelihara ternak
berupa ayam, itik dan kambing. Tak berapa kemudian pemilik gubuk keluar dengan
membawa dua cangkir kopi panas dan mempersilahkan keduanya untuk minum.
Syahdan sambil berbincang-bincang penghunu gubuk
bertanya “dari mana asal kalian berdua dan dijawab oleh keduanya “kami dari
kerajaan sampanahan”.
Penghuni gubuk bertanya lagi “ dimanakah kerajaan
sampanahan itu?”
keduanya menjawab : “ sampanahan itu adalah sebuah
kerajaan”.
Penghuni gubuk bertanya lagi: “siapakah nama raja
kalian?”
jawab keduanya “ beliau bergelar pangeran prabu
mangkuhina”.
Ringkas
cerita setelah kedua rakyat tersebut merasa cukup berteduh dan beristirahat,
maka keduanya berpamitan untuk pulang, kembali kekerajaan. Sambil mengucapkan
terima kasih kepada penghuni gubuk tadi dan bergegas menuju perahu di pinggiran
sungai, sambil menuruni perahu keduanya menoleh kembali kearah gubuk tersebut
ternyata gubuknya sudah tidak adalagi,
yang ada hanya semak belukar. Betapa kagetnya keduany rakyat kerajaan
sampanahan tersebut mereka mengira penghuni gubuk tadi adalah dari makhluk
halus atau dedemit lainnya. Maka keduanya segera mendayung perahu menuju muara
sungai sekencang-kencangnya hingga sampai dimuara sungai. Atas kejadian tadi
maka keduanya sepakat untuk pulang kekerajaan tidak jadi mencari ikan. Setelah
berdayung beberapa lama dan dekat dengan kerajaan,
Maka salah seorang berkata kepada temannya,”Apabila
nanti kita pulang ke rumah janganlah diantara kita menceritakan kejadian tersebut
kepada siapapun. Karena apabila ketahuan oleh baginda raja maka akan sulit
akibatnya. seandainya nanti kita disuruh baginda untuk mencari orang tersebut bagaimana?”
Ia menyimpan rahasia .kata pepatah sepandai-pandai
tupai meloncat akhirnya jatuh juga artinya sepandai-pandainya orang menyimpan
rahasia pasti akan ketahuan juga .demikian juga dengan kedua pencari ikan
tersebut.lama kelamaan antara mereka bercerita kepada keluarga di rumah
sehingga menjadi rahasia rumah tangga sampai menjadi rahasia umum dan sampailah
berita tersebut ketelinga baginda raja .maka baginda memerintahkan punggawa
kerajaan agar menjemput dua orang pencari ikan tersebut agar segera menghadap
baginda raja.
Ringkas riwayat maka keduannya menceritakan kejadian
yang di alami keduannya dari diawali hujan lebat sampai kepada hilangnya gubuk
di semak belukar di hulu sungai sanduk tersebut. Demi mendengar cerita kedua
rakyatnya baginda raja segera memerintahkan keduannya agar menjemput orang
misterius tersebut dan disuruh datang segera menghadap baginda raja maka
berangkatlah kedua orang pencari ikan tersebut denagn diiringi beberapa orang
punggawa kerajaan.
Ringkas riwayat sampailah mereka dimuara sungai sanduk
tadi dan langsung menuju tempat dimana gubuk tersebut ditemukan, ternyata gubuk
tersebut masih ada. Maka mereka segera menemukan laki-laki misterius pemilik
gubuk serta menyampaikan pesan perintah baginda raja agar laki-laki tersebut
segera menghadap baginda raja. Mendengar titah baginda raja tersebut maka
laki-laki penghuni gubuk itu segera bersiap-siap memenuhi panggilan baginda
raja.
Para pengawal kerajaan dan pencari ikan bertanya: “
bagaimana kami membawa binatang piaraan sampian ini” ?
Maka beliau menjawa :“silahkan kalian berangkat duluan, nanti aku
menyusul !” mendengar jawaban pemilik gubuk demikian maka rombongan utusan
kerajaan sampanahan tersebut menjadi bingung sebab mereka tidak melihat adanya
perahu satupun sekitar itu. Karena tidak berani membantah akhirnya berangkatlah
rombongan utusan tersebut segera menghadap baginda raja dengan perasaan takut
karean orang yang seharusnya dibawa menghadap belum juga muncul hingga
sampailah mereka dihadapan baginda raja. Demi melihat bahwa para utusan tidak
membawa siapa-siapa hanya mereka yang kembali pulang,
Maka baginda raja bertanya : “ dimanakah orang yang
disuruh untuk dijemput ?”
Salah seorang utusan menjawab sambil menceritakan hal
ikhwal orang itu bahwa beliau akan menusul. Tanpa diketahui tiba-tiba orang
yang diceritakan muncul entah dari mana dan sedang berada di depan pintu istana
sambil member salam kepada baginda Prabu. Baginda segera menyambut salam orang
itu dan mempersilahkan masuk, akan tetapi orang tersebut tidak mau masuk, hanya
berdiri diam sambil melihat-lihat sekeliling istana.
Setelah tiga kali baginda Prabu mempersilahkan masuk
maka orang tersebut menyahut :” Mohon ampun baginda Raja., saya mau masuk ke
istana Baginda asal satu permintaan saya dikabulkan !”
“ Baiklah !” jawab Baginda Prabu. “Apa permintaan anda
?”
Orang tersebut menjawab :” Tolong sebuah Ancak yang
ada di istana Baginda disingkirkan !”
Ancak adalah sebuah tempat sesajen yang digunakan
untuk pemujaa roh-roh gaib zaman dahulu mendengar jawaban orang tersebut
Baginda Prabu segera memerintahkan kepada Pengawal kerajaan agar segera
membakar sebuah Ancak yang ada di istana. Setelah semua Ancak-ancak itu
dibakar, barulah sang tamu memasuki istana. Baginda Prabu mempersilahkan tamu
tersebut untuk duduk berhadapan dangan Baginda Prabu serta dikelilingi
Punggawa-punggawa istana.
Baginda Prabu bertanya : “ Siapakah nama Andika ? “
dan berasal dari mana ?”
Sang tamu menjawab :” Orang-orang menyebutku dengan
sebutan Sayyid Pandan dan aku berasal dair negeri Anta-Beranta.
Baginda Raja lalu menanyakan kepada beberapa orang
Pengawal yang hadir mereka sama-sama tidak ada yang tahu bahkan mendengar
namanya pun baru sekarang. Maka tidak diterangkan kelanjutan cerita, langsung
saja ke cerita Raja menyiapkan kamar di istana kerajaan dan mempersilahkan
seorang tamu tadi untuk beristirahat dan menugaskan pelayanan khusus untuk
melayani makan dan minumnya. Maka apabila sampai waktu makan, datanglah pelayan
membawa makanan dan minuman langsung dipersilahkan kepada seorang tamu tadi
untuk mencicipinya. Setelah diperkirakan habis waktu makan masuklah seorang
pelayan ke dalam kamar beliau serta mengambil tempat beliau makan maka dilihat
oleh pelayan makanan tersebut seolah-olah tidak dimakan beliau. Begitulah hal
keadaanya setiap hari. Maka setelah beberapa hari beliau tianggal diistana Raja
timbullah keinginan untuk menyendiri maka beliau langsung menghadap baginda
raja serta memohon minta buatkan pondok untuk tempat tinggal beliau. Maka
dengan permohonan itu baginda raja langsung memerintahkan rakyatnya untuk
membikin sebuah tempat tinggal yang sederhana. Maka langsunglah beliau tinggal
di tempat itu dan dilayani oleh pelayan khusus seperti yang masih tingal di istana.
Setelah beberapa hari tinggal ditempat itu belum pernah beliau kelihatan keluar
dari tempat itu. Memperhatikan keadaan yang begitu lalu baginda raja
memerintahkan pengawal kerajaan untuk mengintai apa gerangan yang telah
dikerjakan oleh beliau di tempat itu. Maka dengan segera pengawal kerajaan
melaksanakan perintah. Setelah diintai oleh pengawal kerjaan dilihat ternyata
beliau sedang duduk diatas sejadah mengucap zikir dan tasbih serta
bacaan-bacaan lainnya.
Setelah itu maka dikhabarkannya oleh pengawal kerajaan
kepada baginda raja tentang hal keadaan beliau. “baik !”
kata baginda raja “ kalau begitu panggil dia seuruh
menghadap kepada raja !”.
Setelah dipanggil datanglah beliau menghadapa baginda
raja serta membawa selepang yang belum pernah ditinggal kemanapun beliau pergi.
Lalu ditanya oleh baginda raja” didalam salempang
sampian itu apa isinya ?”
dijawab oleh baliau “ didalam salempang ini ada sebuah
al-kitab.
Kata baginda raja “ bisakah diperlihatkan al-kitab itu
pada kami ?”
“iya , bisa !” kata beliau.
Langsung beliau mambuka salempang dan menyerahkan
al-kitab itu kepada baginda raja. Maka diterima oleh baginda raja dan diperiksa
tentang isi alkitab itu dan tidak diceritakan tentang isi al-kitab itu.
Langsung saja ke cerita baginda raja memohon kepada beliau untuk mengajarkan
tentang isi al-kitab tersebut kepada baginda raja dan pengikut-pengikut
lainnya.
Menurut cerita lima orang raja kambatang lima yang
menjadi murid beliau termasuk beberapa orang lainnya.
Ringkas kata setelah beberapa lamanya beliau
mengajarkan ilmu kepada baginda raja diwaktu itu tibalah saatnya beliau
mengumpul semua muridnya,
Lalu beliau berwasiat sebagai berikut : wahai semua
muridku kalau nanti sudah tiba saatnya Allah memanggil aku maka badanku
dimakamkan di tempat kuburan Raja-raja. Tanganku dimakamkan di samping
rumah. Yang sekarang ini disebut tiang ulin.
Kakiku dimakamkan di kersik hitam dekat dengan sungai sanduk
adapun kepalaku dimakamkan di kiburan muslimin
tudalu namanya .
Ringkas cerita setelah beberapa bulan kemudian, Maka
tibalah saatnya Allah memanggil beliau wafatlah beliau pada waktu itu. Nah
setelah wafat, maka seorang raja yang bernama sultan Prabu Mangkuhina
mengumpulkan semua murid beliau.
Setelah semua murid beliau hadir lalu baginda raja
berkata : “ wahai saudara-saudaraku seperguruan ! kita sama-sama telah mengemban
Amanah dari guru kita beberapa bulan yang lewat, sekarang tibalah saatnya
Amanah itu harus kita laksanakan !” “ jadi diantara kalian semua ini siapa yang
sanggup mamisah-misahkan jasad guru kita ini sesuai dengan amanah baliau ?”
Tanya baginda raja.
Semua murid yang hadir menundukkan kepalanya dengan
bercucuran air mata karena mengenang betapa beratnya untuk melaksanakan amanah
ini. Akhirnya semuanya memutuskan tidak sanggup dan keputusannya di kembalikan
kepada baginda raja.
Kata baginda raja “ kalau begitu, kita buat saja satu
lobang pemakaman dulu, nanti kita lihat apa yang terjadi untuk selanjutnya.
Setelah lobang pemakaman hampir selesai, maka bersiaplah
beberapa murid beliau untuk memandikan.
Ringkas cerita dimulai dengan perlahan-lahan mereka
membuka kain tutup zenazah beliau setelah dibuka ternyata antara badan, kaki,
tangan dan kepala beliau sudah berpisah dengan sendirinya. Nah disitulah keajaiban
yang terjadi atas diri seorang wali, sehingga tenarlah beliau dikenal orang
sebagai waliullah yang berpecah empat.
Yang sampai sekarang ini disebut KERAMAT BERPECAH
EMPAT.
Adapun jasad beliau tadi dimandikan satu persatu dan
dimakamkan satu persatu sesuai amanah beliau.
Badan dimakamkan di istana,
tangan di seberang istana yang sekarang di sebut Tiang Ulin
kaki di kersik hitam di hulu sungai sanduk.
Adapun kepala dimakamkan dikuburan muslimin tudalu
sampanahan.
Sekian riwayat singkat seorang wali yang berpecah
emapat yang dimakamkan di wilayah sampanahan. Nah kiranya mohon ampun dan maaf
atas kesalahan dan kekurangan cerita riwayat ini. Karena riwayat ini dipetik
dari cerita orang tua yang terdahulu, berpindah dari mulut ke mulut sehingga
sampai kepada penulis cerita riwayat ini.
WALLAHU A’LAM BISSAWAB !”
Sekian Wassalam
Sumber cerita
Gusti Masbur (batu Ganting)
Gusti Satar ( Sampanahan)
M. Syafi’I (Sampanahan) Penulis 1.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar