Sejarah Kalimantan dari
zaman Prasejarah 8000 SM
Sejarah
Kalimantan menggambarkan perjalanan sejarah Pulau Kalimantan dimulai sejak
zaman prasejarah ketika manusia ras Austrolomelanesia memasuki daratan
Kalimantan pada tahun 8000 SM hingga sekarang.
1.
Zaman
prasejarah
Bangsa
Austronesia memasuki pulau ini dari arah utara kemudian mendirikan pemukiman
komunal rumah panjang. Peperangan antar-klan menyebabkan pemukiman yang selalu
berpindah-pindah. Adat pengayauan yang dibawa dari Formosa (Taiwan) dan
kepercayaan menghormati leluhur dengan tradisi kuburan tempayan merupakan ciri
umum kebiasaan penduduknya. Pulau Kalimantan ini dikenal di seluruh dunia
dengan nama Borneo yaitu sejak abad ke-15 M. Nama Borneo itu berasal dari nama
pohon Borneol (bahasa Latin: Dryobalanops camphora)yang mengandung (C10H17.OH)
terpetin, bahan untuk antiseptik atau dipergunakan untuk minyak wangi dan
kamper, kayu kamper yang banyak tumbuh di Kalimantan,[1][2] kemudian oleh para
pedagang dari Eropa disebut pulau Borneo atau pulau penghasil borneol, Kerajaan
Brunei yang ketika datangnya bangsa Eropa ke wilayah Nusantara ini nama Brunei
itu dipelatkan oleh lidah mereka menjadi "Borneo" dan selanjutnya
nama Borneo ini meluas ke seluruh dunia. Nama Pulau ini di identikkan dengan
nama Kerajaan Brunei[3] saat itu (Yaitu oleh para pedagang Arab, Eropa serta
China) karena Kerajaan Brunei pada masa itu merupakan kerajaan yang terbesar di
pulau ini, sehingga para pedagang dari seluruh penjuru dunia yang akan
berkunjung ke Pulau ini yang ditujunya meraka adalah Kerajaan terbesar dipulau
ini saat itu yaitu Kerajaan Brunei, sehingga pulau ini kemudian disebut Pulau
Brunei yang oleh pedagang Eropa kemudian di pelatkan menjadi
"Borneo". Nama Kalimantan dipakai di Kesultanan Banjar kemudian oleh
pemerintah Republik Indonesia dipakai sebagai nama Provinsi Kalimantan.
•
8000 SM : Migrasi
manusia ras Austrolomelanesia memasuki daratan Kalimantan.
•
2500 SM : Migrasi nenek
moyang suku Dayak dari Formosa (Taiwan) ke Kalimantan membawa tradisi ngayau.
•
1500 SM : Migrasi bangsa
Melayu Deutero ke pulau Kalimantan.
2.
Zaman
Pengaruh India (Agama Hindu)
Orang
Melayu menyebutnya Pulau Hujung Tanah (P'ulo Chung). Para pedagang asing datang
ke pulau ini mencari komoditas hasil alam berupa kamfer, lilin dan sarang
burung walet melakukan barter dengan guci keramik yang bernilai tinggi dalam
masyarakat Dayak. Para pendatang India maupun orang Melayu yang telah mendapat
pengaruh budaya India memasuki muara-muara sungai untuk mencari lahan bercocok
tanam dan berhasil menemukan tambang emas dan intan untuk memenuhi permintaan
pasar. Lokasi pertambangan emas berkembang menjadi pemukiman sehingga
diperlukan adanya suatu kepemimpinan. Pengaruh India ditandai munculnya
kerajaan tahap awal dengan pemakaian gelar Maharaja bagi pemimpin suatu
kekerabatan (bubuhan) dan sekelompok orang lainnya yang bergabung dalam
kepemimpinannya dalam kesatuan wilayah wanua (distrik), yang saling
berseberangan dengan wanua-wanua tetangganya yang dihuni keluarga lainnya
dengan dikepalai tetuanya sendiri. Gelar India Selatan warman (yang melindungi)
dilekatkan pada penguasa wanua tersebut, yang kemudian memaksa wanua-wanua
tetangganya membayar upeti berupa emas dan hasil alam yang laku diekspor.
Klan-klan (bubuhan) mulai disatukan oleh suatu kekuatan politik yang memusat
menjadi sebuah mandala (kerajaan) yang sebenarnya bukan tradisi Austronesia.
Kerajaan awal ini sudah merupakan campuran ras yang datang dari beberapa
daerah, tetapi di pedalaman bangsa Austronesia masih hidup dalam komunitas
rumah panjang yang mandiri dan terpisah serta saling berperang untuk berburu
kepala.
•
242-226 SM : Candi Agung
di kota Amuntai didirikan, merupakan situs kerajaan pertama. Pada tahun 1996,
telah dilakukan pengujian C-14 terhadap sampel arang Candi Agung yang
menghasilkan angka tahun dengan kisaran 242-226 SM (Kusmartono dan Widianto,
1998:19-20).
•
200 : Penduduk Nusa
Kencana migrasi ke pulau Bawean selanjutnya ke pulau Jawa, sebagian melanjutkan
perjalanan ke pulau Pawinian (Karimun Jawa) menuju Sumatera.
•
400 : Pendatang India meng-hindu-kan
raja dari Kerajaan Kutai sehingga terbentuklah kerajaan Hindu pertama di
Nusantara. Prasasti Yupa dan Lesong Batu oleh Raja Mulawarman menandai zaman
sejarah.
•
525 : Suku Melayu yang
sudah mendapat pengaruh India memperkenalkan sistem kerajaan kepada bangsa
Austronesia di lembah sungai Tabalong yaitu suku Maanyan dan suku Bukit
sehingga berdirinya Kerajaan
Tanjungpuri/Kerajaan Nan Sarunai berpusat di Tanjung.
•
600 : Sebagian Proto
Suku Dayak Maanyan bermigrasi ke Madagaskar.
3.
Zaman
Pengaruh Sriwijaya dan Awal Kedatangan Islam
•
700 : Pengaruh Kerajaan
Melayu dan Sriwijaya ditandai penemuan patung Buddha Dipamkara dan batu
bertulis aksara Pallawa "siddha" dari abad ke-7 di sungai Amas,
Kalimantan Selatan.
•
745 : Kedatangan Islam
pertama kali di Nusantara ditandai penemuan Batu Nisan Sandai di Sandai,
Ketapang wilayah Kerajaan Tanjungpura bertarikh 127 Hijriah (745 M).
•
1076: Kerajaan Bulungan
berpusat di kawasan Bulungan sampai tahun 1156.
•
1156: Pusat Kerajaan
Bulungan berpindah ke pesisir yakni, di kawasan sungai Kayan sampai 1216.
4.
Zaman
Pengaruh Singhasari dan Majapahit
·
Pengaruh Singhasari
terutama pada Bakulapura di barat daya Kalimantan.
•
1292 : Ratu Sang Nata
Pulang Pali I memerintah Kerajaan Landak, Kalimantan Barat.
•
1300 : Aji Batara Agung
Dewa Sakti menjadi Raja Kutai Kartanegara I sampai tahun 1325. Ia mendirikan
kerajaannya di Tepian Batu yang kini dinamakan Kutai Lama.
•
1325 : Aji Batara Agung
Paduka Nira menjadi Raja Kutai Kartanegara II sampai tahun 1360.
•
1340 : Patih Gumantar
memerintah di Kerajaan Mempawah.
5.
Zaman
Kekuasaan Majapahit dan Awal Kesultanan Islam
•
1360 : Aji Maharaja
Sultan menjadi Raja Kutai Kartanegara III sampai tahun 1420. Walupun raja belum
memeluk Islam, dari gelarnya menunjukkan sudah munculnya pengaruh Islam.
•
1362 : Nan Sarunai Usak
Jawa, serangan yang terulang oleh Marajampahit (Majapahit) terhadap Kerajaan
Nan Sarunai/Kerajaan Kuripan menyebabkan suku Bukit menyingkir ke pegunungan
Meratus dan suku Maanyan menyingkir ke daerah yang ditempati suku Lawangan.
•
1365 : Nagarakretagama
digubah oleh mpu PrapaƱca menyebutkan negeri-negeri di Nusa Tanjungnagara yang
berada di bawah perlindungan Majapahit di bawah Patih Gajah Mada yaitu
negeri-negeri Kapuas, Katingan, Sampit, Kota Ungga, Kota Waringin, Sambas,
Lawai, Kadandangan, Landa, Samadang, Tirem, Sedu, Barune, Kalka, Saludung,
Solot, Pasir, Barito, Sawaku, Tabalong, Tanjung Kutei dan Malano di pulau
Tanjungpura.
•
1383 : Awang Alak
Betatar bergelar Sang Aji menjadi Sultan Brunei I sampai tahun 1402.
•
1385 : Dara Juanti
sebagai Raja Puteri di Kerajaan Sintang dilamar oleh Patih Logender yang
berasal dari Majapahit.
•
1387
: Kerajaan Negara Dipa didirikan oleh Ampu Jatmika yang berasal dari Keling.
Menurut Veerbek (1889:10) Keling, provinsi Majapahit di barat daya Kediri.
•
1394 : Kerajaan Tidung
berpusat di Pimping bagian barat dan Tanah Kuning sampai tahun 1557
•
1400 : Baddit Dipattung,
Raja Berau I dengan pusat pemerintahannya di Sungai Lati, Gunung Tabur, Berau.
•
1408 : Pateh Berbai
menjadi Sultan Brunei II sampai tahun 1425.
•
1420 : Aji Raja
Mandarsyah menjadi Sultan Kutai IV sampai tahun 1475. Islam datang di Kutai
pada masa pemerintahannya dibawa oleh Tuan Tunggang Parangan.
•
1425 : Syarif Ali,
seorang menantu Sultan Brunei yang berasal dari Mekkah dinobatkan sebagai
Sultan Brunei III sampai tahun 1432.
•
1429 : Bhre Tanjungpura
dijabat oleh Manggalawardhani Dyah Suragharini [= Putri Junjung Buih?] puteri
dari Bhre Tumapel II (= abangnya Suhita) berkuasa sampai tahun 1464.
•
1431 : Kota Sukadana
menjadi pusat Kerajaan Tanjungpura sampai dengan tahun 1724 sejak pemerintahan
Pangeran Karang Tunjung (1431-1450).
•
1432 : Adipati Agong
menjadi Sultan Brunei IV sampai tahun 1485.
•
1441 : Nisan dari batu
andesit ditemukan di Keramat Tujuh, Kabupaten Ketapang bertuliskan huruf Arab
bertarikh tahun 1363 Saka. Bentuk nisannya berasal dari abad terakhir
Majapahit.
•
1472 : Raden Ismahayana
gelar Raja Dipati Karang Tanjung Tua menjadi Raja Landak sampai 1542.
•
1475 : Aji Pangeran
Tumenggung Bayabaya dari Paser dinobatkan menjadi Raja Kutai Kartanegara V
sampai tahun 1545.
•
1478
: Maharaja Sari Kaburungan menjadi raja Kerajaan Negara Daha yang berpusat di
Nagara. Islam datang pada masa pemerintahannya, karena seorang anaknya menikah
dengan putri dari Sunan Giri.
•
1485 : Bolkiah menjadi
Sultan Brunei V sampai tahun 1524.
•
1516
: Putri Petung menjadi Ratu Pasir sampai tahun 1567. Penguasa Pasir yang
pertama ini berasal dari Kuripan (Negara Daha).
•
1524 : Abdul Kahar
menjadi Sultan Brunei VI sampai tahun 1530.
•
24
September 1526 : Suriansyah, Sultan Banjar I memeluk Islam diperingati sebagai
Hari Jadi Kota Banjarmasin. Kerajaan yang baru berdiri ini melepaskan diri dari
Kerajaan Negara Daha atas dukungan Kesultanan Demak.[4]
•
1533 : Saiful Rizal
menjadi Sultan Brunei VII sampai tahun 1581.
•
1538 : Kerajaan
Tanjungpura dipimpin oleh Panembahan Baruh (1538-1550)
•
1545 : Aji Raja Mahkota
Mulia Alam menjadi Raja Kutai Kartanegara VI sampai tahun 1610, raja pertama
yang memeluk Islam.
•
1550
: Rahmatullah menjadi Sultan Banjar II sampai tahun 1570.
•
1557 : Amiril Rasyd
Gelar Datoe Radja Laoet memerintah Kerajaan Tidung sampai tahun 1571 berlokasi
di kawasan Pamusian wilayah Tarakan Timur.
•
1567 : Raja Aji Mas
Patih Indra menjadi Raja Pasir sampai tahun 1607.
•
1570
: Hidayatullah I menjadi Sultan Banjar III sampai tahun 1595.
•
1571 : Amiril Pengiran
Dipati I menjabat Raja Tidung sampai tahun 1613.
•
1581 : Shah Brunei
menjadi Sultan Brunei VIII sampai tahun 1582.
•
1582 : Muhammad Hasan
menjadi Sultan Brunei IX sampai tahun 1598.
•
1590 : Penguasa Kerajaan
Tanjungpura memeluk Islam dengan memakai gelar Panembahan dan Giri, yaitu
Panembahan Giri Kusuma dan mengubah nama kerajaan Hindu Tanjungpura menjadi
Kesultanan Sukadana-Matan.
Bersambung...................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar