KERAJAAN
SEBAMBAN
Kerajaan
Sebamban dibangun oleh Pangeran Syarif Ali Al-Iderus pada sekitar awal abad ke
18, ayah Pangeran Syarif Ali bernama Syarif Abdurrahman Al-Iderus seorang ulama
keturunan Arab yang datang ke Nusantara untuk menyebarkan agama Islam.
Pada
sekitar abad 16 terjadi perpindahan masyarakat Banjar dari sekitar wilayah
Kerajaan Banjar ke wilayah lain, baik lewat darat (melintasi pegunungan
meratus) maupun lewat sungai dan lautan dengan menggunakan perahu. Peristiwa
ini terjadi karena adanya kericuhan di kalangan keluarga Kerajaan Banjar yang
saling memperebutkan tahta dan dimana akhirnya rakyat yang mendapat imbas buruk
dari semuanya. Dari mereka yang pergi menggunakan perahu, sebagian besar keluar
Muara Barito menuju ke arah selatan sepanjang pesisir laut Kalimantan Selatan
lalu mampir di setiap muara sungai di sepanjang pesisir bahkan ada yang masuk
hingga ke Hulu Sungai, dan hal ini juga terjadi pada sungai-sungai di daerah
Kecamatan Sungai Loban, seperti Sebamban dan Sungai Dua Laut serta Sungai Cuka.
Nama Desa Sebamban diambil dari nama sungai yang mengaliri daerah tersebut
(berdasarkan keterangan tokoh masyarakat setempat), yaitu Sungai Bamban yang
kemudian oleh masyarakat setempat disebut Sei Bamban dan selanjutnya berubah
menjadi Sebamban yang akhirnya menjadi nama bagi sekitar kawasan tersebut.
Adanya
sistem pemerintahan di kawasan Sebamban belum diketahui sejak kapan dimulai,
namun dalam tatanan masyarakat Banjar di sepanjang pesisir dan alur sungai
kawasan ini terus berkembang seiring dengan datangnya pengembara dari Sulawesi,
serta ulama-ulama Banjar dan Matan (Kalimantan Barat).
Syarif
Abdurrahman Al-Iderus menyebarluaskan agama Islam, hingga tiba di Kerajaan
Banjar, Syarif Abdurrahman Al-Iderus diterima dengan baik oleh Raja Banjar,
kemudian menikah dengan saudara perempuan Sultan Adam Al Wasyiku Billah yang
bernama Putri Saribanon, kemudian memiliki seorang putra bernama Syarif Ali
Al-Iderus. Setelah dewasanya Syarif Ali Al-Iderus dinikahkan dengan saudara
perempuan Sultan Syarif Abdurrahman Al-Kaderi di Pontianak. Pulang dari
Pontianak, Syarif Ali meneruskan perjuangan ayahandanya untuk menyebarluaskan
agama Islam, hingga akhirnya tiba di sebuah muara sungai yang bercabang dan
kemudian berlabuh di sana, Syarif Ali yang merasa tertarik terhadap wilayah
tersebut kemudian berjalan menyusuri pesisir sungai tersebut hingga akhirnya
tiba di Lok Basar (dalam Basar). Selanjutnya membangun tempat tinggal di daerah
tersebut. Suburnya daerah tersebut dengan bumi dan hutan belantara yang sangat
banyak menyimpan kekayaan alam yang melimpah ruah, hingga akhirnya mengundang
para pendatang dan perantau untuk menetap.
Banyak
pendatang dan perantau yang datang, menetap dan terus berkembang membuat daerah
tersebut menjadi ramai. Syarif Ali sebagai pembuka daerah tersebut akhirnya
diangkat sebagai pemimpin atau penguasa daerah.
Pada
saat Pangeran Syarif Ali mulai menjadi penguasa di Sebamban, beliau menikah
lagi dengan putri penguasa Batulicin bernama Putri Petta Walu’e dan memiliki 6
orang putra putri yaitu :
1.
Pangeran Syarif Hamid (Raja Batulicin I)
2.
Putri Qomariah
3.
Pangeran Syarif M. Thoha ( Raja Batulicin II )
4.
Pangeran Syarif Mustafa
5.
Pangeran Syarif Ahmad
6.
Putri Petta Bau
1. Masa Suram Kerajaan Sebamban
Terbukanya
hubungan dagang dengan Kerajaan-Kerajaan di luar wilayah Kerajaan Sebamban
seperti Kerajaan Pasir, Kerajaan Banjar dan Kerajaan Johor, membuat Kerajaan
Sebamban yang kaya akan hasil bumi ini menjadi incaran Pemerintah Kolonial
Belanda yang terlebih dahulu sudah bercokol di beberapa Kerajaan di wilayah
Nusantara.
Pada
sekitar tahun 1850-an Belanda mulai masuk dan berada di wilayah Kerajaan
Sebamban. Secara perlahan tanpa adanya kekerasan akhirnya Belanda berhasil
mengambil alih kekuasaan di Kerajaan Sebamban ini. (Dari nara sumber: tidak
dijelaskan politik yang bagaimana telah digunakan Belanda, namun sejak Tahun
1850-an keluarga Kerajaan mulai menyebar ke berbagai daerah di sekitar wilayah
Tanah Bumbu).
2. Bukti–Bukti Peninggalan Sejarah
a. Dua buah meriam
Ceritra
rakyat tentang 2 buah meriam ini adalah ; berawal ketika sepasang suami istri
yang sudah agak tua tiba dari arah sungai dengan menggunakan sebuah perahu
kecil dan membawa 2 buah meriam yang di bungkus kulit kayu. Oleh sang suami 2
buah meriam itu kemudian ditawarkan kepada Pangeran Syarif Ali seharga 4 rupiah
sesuku.
Pangeran
Syarif Ali menawar kedua meriam itu seharga 2 rupiah sesuku, dan disetujui oleh
pasangan suami istri. Atas permintaan Pangeran Syarif Ali, satu meriam
diletakkan di Muara dan satunya di depan Soraja (tempat tinggal Pangeran Syarif
Ali). Ketika meletakan 2 meriam pada posisinya pasangan suami istri
masing-masing membawa 1 meriam diangkat dengan sebelah tangan.
b.
Sisa-sisa Pondasi Tiang Pancungan
Dalam
menerapkan ajaran dan syari’ah-syari’ah Islam di kalangan masyarakat yang
mayoritas contohnya penganut Animisme dan Hindu, Pangeran Syarif Ali
benar-benar mengenalkan sangsi hukum Islam.
Hal
ini dapat di buktikan dengan terdapatnya sebuah pondasi tiang pancungan di
daerah Pantai Penyiputan.
c.
Sisa Bangunan Istana (Soraja)
Soraja
atau tempat kediaman raja yang dibangun oleh Pangeran Syarif Ali terdapat di
Sungai Kampung lama yaitu di sekitar cabang Sungai Sebamban yang dulunya diberi
nama Lok Basar atau Dalam Basar.
Pada
saat Belanda mulai masuk di wilayah ini dengan akal liciknya kemudian berhasil
membuat kalangan keluarga Kerajaan tidak betah berada di tempat atau
kediamannya sendiri. Satu persatu keluarga kerajaan meninggalkan istana hingga
akhirnya Istana atau Soraja tidak lagi ditempati dan terabaikan dan sekarang
yang tertinggal hanya puing-puing tiang bangunan, peristiwa ini terjadi sekitar
tahun 1850. Adapun lokasi dimana dermaga tempat sandar kapal Pangeran Syarif
Ali sekarang sudah menjadi perusahaan perkebunan sawit.
3. Turunan Raja-raja Sebamban
-Pangeran
Syarif Ali Al- Iderus.
-Pangeran
Syarif Hasan Al-Iderus.
-Pangeran
Syarif Kasim Al-Iderus.
Kubah Pangeran Syarif Ali dari luar |
Kubah Pangeran Syarif Ali dari dalam |
1 komentar:
Dear Sir; I am friend of Pak NIndyanto .Now Sebamban and Batulicin is 2 familis,or one dynasty.Like to know of all dynasties present chief.Thank you. Salam hormat: DP Tick facebook:Donald Tick pusaka.tick@kpnmail.nl PS: The picture is a real picture of that 1st raja Sebamban,or only phantasy,?
Posting Komentar